Alangkah bahagianya ketika seorang ibu mendengar kata-kata keinginan anaknya mau berpuasa sunnah mengikuti kebiasaan ayah ibunya, tanpa paksaan dan tanpa drama, bagaikan mendapat rezky yang tak terhingga, tidak bisa dibayar oleh apapun.
Malam hari kegiatan sebelum tidur, standar malam sudah dilakukan, kemudian pillow talk, waktu semakin larut malam, terus saja berceloteh, kemudian saya memberi tahu "ayo sudah tidur, besok soalnya senin, mmi mau sahur", seketika keluarlah kata-kata indah itu "mih bangunin aa juga yah, aa mau sahur", lalu saya menimpali antar tidak percaya, karena ketika selalu diajak, ketika itu pula tidak mau, dengan alasan nanti ketika teman-temannya snack time dia tidak bisa menahan rasa laparnya, " ga ah nanti aa kabita teman aa pada makan", seperti itulah ketika kita mengajak namun hatinya belum tergerak, tapi memang kita tidak memaksa, hanya mencontohkan, dengan harapan apa yang kami lakukan, kebiasaan baik akan anak-anak ikuti.
"Sebelum mensholehkan anak-anak, sholehkan dulu diri kita sebagai orangtua" kata-kata itulah yang sering terngiang ditelinga kami, sebagai landasan bahwa untuk menjadikan anak yang sholih sholihah, kitanya dulu harus baik dan sholih.
Mau anak penghafal Qur'an? Orangtuanya dekat tidak dengan Qur'an, menurut kami mencontohkan adalah senjata jitu, namun butuh proses dan hanya tangan Allah yang menggerakkan hati. Terus minta supaya anak-anak menjadi keturunan yang sholih dan sholihah.
Pukul 04:00, ibuku terbangun, kemudian membangunkanku, karena waktu shubuh sekarang 04:20 jadi kami hanya punya waktu 20 menit saja untuk sahur, kami hnya sahur berdua karena ayah saya berkerja shif malam, menu sahur saya yang simpel saja, coco crunch dan segelas susu coklat, kemudian disuapi nasi goreng oleh ibuku karena waktu semakin menunjukkan adzan shubuh akan segera tiba.
Ibuku beberapa bertanya, seolah tidak percaya, apakah iya saya mau puasa, nanti kuat tidak, karena ada upacara, saya berkata kuat, entah mengapa keyakinannya sangat kuat, ketika ibuku memberikan ledekan, "nanti gimana kabita ga sama bekal temannya,", lagi saya berkata "ga nanti aa diem aja", ok baiklah kita mulai hari ini senin 11 oktober 2022, hari pertamaku puasa sunnah.
Ketika siang hari, ibuku mengirimkan pesan singkat, kepada wali kelasku, lagi ibuku mengkhawatirkanku, bertanya dan memberitahu aku sedang puasa, dan ingin memastikan keadaanku.
Sore haripun tiba, aku bercerita kegiatan disekolah, seperti biasa standar bermain sore murojaah dan tambah ayat dulu, kemudian bergegas aku bermain bersama teman-teman di area rumahku.
Entah mengapa ketika adzan maghrib, aku tidak merasa sedang puasa, aku sholat maghrib di mesjid, lalu ayahku memberi tahuku, untuk segera berbuka puasa, bergegas pulang ke rumah, sudah banyak makanan, wah senang sekali, ibuku bertanya, "gimana puasa enakkan, nikmatkan waktu berbukanya"?.
Sama halnya di hari kamis pun, aku maish meminta ibuku membangunkanku untuk sahur, namun ibuku memberitahuku, kalau hari kamis adalah pelajaran olahraga, aku dianjurkan untuk tidak usah berpuasa, namun lagi-lagi, keinginanku kuat, aku tetap berpuasa, sampai sore hari adzan maghrib waktu berbuka.
Wali kelasku bertanya, bahwa aku masih berpuasa, seolah takjub dan mendoakanku menjadi untuk istiqomah, aamiin
Disekolah hari itu ada sharefood, kemudian aku diberi banyak makanan, "ayo kasih makanan Albie sedang puasa", itulah ceritaku pada ibuku. Sedikit aku tergoda dan lupa kalau aku sedang berpuasa, makanan sudah sampai mulut, lalu aku teringat sedang puasa, terus aku ikutan antri yang memberikan es krim, ditengah antrian aku ingat "oh iya puasa". Hihi. Itulah cerita pengalaman puasa sunnah pertamaku.
Dan ada hadiah takjil untuk berbuka, jazakillahu khairan katsiron.
Ohiya ada rekaman aku lupa berbuka puasa di youtubeku "dunialbiealsha"
0 komentar:
Posting Komentar