Hai teman-teman, kali ini saya mau bercerita, pengalaman saya menikmati quality time bersama papi, mami dan adik saya.
Bukan jalan-jalan mewah, menginap di hotel bintang lima, ke tempat mahal, melainkan berkunjung dan menginap di mesjid, dan ketempat rekreasi yang tidak berbayar, tentu ada jika kita mau mencarinya, ibuku selalu mencari referensinya terlebih dulu.
Ini bukan perjalanan pertama melainkan mengulang kembali setiap tahunnya, jika pandemi kami tidak kesana, tahun ini akhirnya di bulan agustus, berbeda dengan tahun sebelumnya kami kesana sedang ada ulangtahun pondok pesantren tersebut.
Seperti biasa memilih perjalanan safar malam hari adalah pilihan keluarga saya, karena disiang hari, ayah saya harus beristirahat terlebih dahulu, supaya stamina untuk mengendarai roda empat terjaga dan tentunya fresh.
Bada maghrib kami istirahat sejenak di rest area km 88, kali pertama kami rehat sejenak isoma disini, mesjid yang indah, dengan arsitek yang bagus sekali, ada taman bermain anak, tempat parkir yang luas, membuka bekal dari rumah adalah cara ibuku menghemat untuk tidak jajan membeli makanan, tentunya selain sehat ramah dikantong juga, hihi kitakan sedang jalan hemat.
Ohiya sebelumnya ayahku mengisi bensin sebanyak 100rb, kemudian mengisi etoll ituloh untuk kita bayar toll, diisi dengan 100rb rupiah juga, untuk jajanan karena dirumahku masih ada jajanan bekal sekolahku jadi kami bawa, hemat sekali bukan?
Setelah beristirahat kami lanjut perjalanan, sambil, bermurojaah dijalan karena jangan pernah terlewat berdzikir dan mengingat asma kalam Allah, supaya perjalanan selalu dalam lindungan Allah. Kami sampai pukul 20.00, setelah beberapa menit dibuat pusing oleh googlemaps, ya lagi lagi ayah dan ibuku selalu lupa padahal sudah mau sampai.
Sesampainya disana kami mencari parkiran, kemudian menjalankan sholat isya, ohiya disana ramai santri atau pengunjung dauroh yang sedang menikmati perjalanan religi juga seperti kami, sejuk sekali mesjid ini yang selalu ku rindukan.
Memangnya boleh ya menginap dimesjid ini?tentu saja boleh, asalkan kita menjaga adab, kebersihan, juga sopan salam santun.
Lalu kami berjalan menyisiri jalan setiabudhi untuk menikmati sorabi jamannya ibuku berkuliah 10tahun yang lalu, ibuku bercerita setiap jalannya, tempatnya mengajar tk dulu ketika kuliah, kampusnya sekarang megah sekali, banyak perubahan dan ibuku pangling sekali karena sudah lama tidak berkunjung kesini, walaupun hanya di pinggirnya saja tidak masuk kebagian dalam, sudah terlihat luas, banyak bangunan baru juga.
Setelah menikmati sorabi, perut kenyang tibalah ngantuk, lalu sambil berjalan kembali, toko-toko sudah banyak yang tutup, jam menunjukkan pukul 22.30, kami parkir di toko yang sudah tutup dekat daerah mesjid, ibuku bersama adik perempuanku di tempat akhwat, aku dan ayahku di tempat ikhwan.
Kami beristirahat sejenak, kukira disini panas, ketika pukul 02.00 pagi udara dinginpun tiba, suara imam untuk membangunkan tahajudpun terdengar, aku melanjutkan tidurku, ayahku mengikuti imam qiyamul lail, setelah pukul 4.00 ayahku baru membangunkan ku untuk sholat tahajud dan witir, lantunan ayat yang dilantunkan merdu dan syahdu, imamnyapun sampai menetaskan air mata, aku bingung kenapa imam menangis, setalah sholat aku bertanya, oh karena memahami arti bacaan sholat, yang sedih dan seram, contohnya ketika kata neraka jahannam, atau banyak nikmat yang Allah berikan.
Setelah tahajud, sampai menjelang waktu shubuh kemudian kami mendengarkan ceramah dari ustadz yang mempunyai pondok pesantren dan pendiri mesjid ini, aku kagum sekali, sampai terus bertanya kepada ayahku.
Banyak jamaah yang dengan hidmat mendengarkan ceramahnya, ohiya disiarkan juga di medsosnya secara live. Setelah itu kami sarapan tidak jauh dari mesjid, udara dingin menusuk tulangku, sambil makan cakue, terus sarapan nasi uduk, bayarnya 18rb 2 porsi, wah murahkan.
Perjalanan berlanjut ke eco pesantren, untuk melihat kuda, bagaimana cara berkuda dan memanah, juga ingin survey tempatnya, jika ada rezky semoga bisa pesantren disini, syukur syukur aku dapat beasiswa, aamiin.
Tempatnya luas sekali, menurutku seperti gambaran taman syurga, pohon yang banyak menjadi kan udara sejuk, bersih dan rapih, ada tanaman hidroponik, tempat berkuda, memanah, kudanya banyak sekali.
Bermimpi ingin pesantren disini semoga Allah pantaskan, dan cukupkan, santri-santriwan disini semuanya ikhwan, untuk akhwat di mesjid darut tauhid dibawah jauh dari eco pesantren, bagus sekali disini, lingkungannya, adabnya, fasilitasnya juga.
Setelah itu kami perjalanan pulang, banyak pelajaran yang bisa ku ambil dari wisata bersama keluarga pekan ini, aku tidak sendiri untuk menghafal al-quran, ketika aku lelah, malas, ayah ibuku berusaha sekuat tenaga mencari jalan keluar, khususnya dengan berjalan2 wisata religi ini, nikmatnya ketika bisa menghafal kita bisa membaca quran tanpa mushaf dimana saja dan kapan saja, seperti yang dilakukan ustadz imam qiyamul lail yabg aku ceritakan diatas. Aku kagum sekali, setelah ini aku akan terus bersemangat, kembali on the track.
Aku bilang kepada ibuku, seru menginap di mesjid karena bisa qiyamul lail, berbeda ketika dihotel, serem mih dihotel kan sepi ga pernah ditempatin, saurnya, ohiya juga yah, di mesjid rame enak bisa dengerin ceramah ustadz juga, banyak hafidznya juga.
MaasyaaAllah semoga usaha kami selaku orangtua untuk mengenalkan lingkungan islami bisa diterima dihati anak-anak, melembutkan hati anak-anak inilah cara kami, menjadikan pribadi yang shalih shalihah.
Dan inilah dokumentasi kami selama disana.
Baiknya boleh diambil, jika tidak satu frekuensi boleh juga tidak diikuti skip aja, ini hanya tentang life style keluarga kami
Hai teman-teman, kali ini saya mau bercerita, pengalaman saya menikmati quality time bersama papi, mami dan adik saya.
Bukan jalan-jalan mewah, menginap di hotel bintang lima, ke tempat mahal, melainkan berkunjung dan menginap di mesjid, dan ketempat rekreasi yang tidak berbayar, tentu ada jika kita mau mencarinya, ibuku selalu mencari referensinya terlebih dulu.
Ini bukan perjalanan pertama melainkan mengulang kembali setiap tahunnya, jika pandemi kami tidak kesana, tahun ini akhirnya di bulan agustus, berbeda dengan tahun sebelumnya kami kesana sedang ada ulangtahun pondok pesantren tersebut.
Seperti biasa memilih perjalanan safar malam hari adalah pilihan keluarga saya, karena disiang hari, ayah saya harus beristirahat terlebih dahulu, supaya stamina untuk mengendarai roda empat terjaga dan tentunya fresh.
Bada maghrib kami istirahat sejenak di rest area km 88, kali pertama kami rehat sejenak isoma disini, mesjid yang indah, dengan arsitek yang bagus sekali, ada taman bermain anak, tempat parkir yang luas, membuka bekal dari rumah adalah cara ibuku menghemat untuk tidak jajan membeli makanan, tentunya selain sehat ramah dikantong juga, hihi kitakan sedang jalan hemat.
Ohiya sebelumnya ayahku mengisi bensin sebanyak 100rb, kemudian mengisi etoll ituloh untuk kita bayar toll, diisi dengan 100rb rupiah juga, untuk jajanan karena dirumahku masih ada jajanan bekal sekolahku jadi kami bawa, hemat sekali bukan?
Setelah beristirahat kami lanjut perjalanan, sambil, bermurojaah dijalan karena jangan pernah terlewat berdzikir dan mengingat asma kalam Allah, supaya perjalanan selalu dalam lindungan Allah. Kami sampai pukul 20.00, setelah beberapa menit dibuat pusing oleh googlemaps, ya lagi lagi ayah dan ibuku selalu lupa padahal sudah mau sampai.
Sesampainya disana kami mencari parkiran, kemudian menjalankan sholat isya, ohiya disana ramai santri atau pengunjung dauroh yang sedang menikmati perjalanan religi juga seperti kami, sejuk sekali mesjid ini yang selalu ku rindukan.
Memangnya boleh ya menginap dimesjid ini?tentu saja boleh, asalkan kita menjaga adab, kebersihan, juga sopan salam santun.
Lalu kami berjalan menyisiri jalan setiabudhi untuk menikmati sorabi jamannya ibuku berkuliah 10tahun yang lalu, ibuku bercerita setiap jalannya, tempatnya mengajar tk dulu ketika kuliah, kampusnya sekarang megah sekali, banyak perubahan dan ibuku pangling sekali karena sudah lama tidak berkunjung kesini, walaupun hanya di pinggirnya saja tidak masuk kebagian dalam, sudah terlihat luas, banyak bangunan baru juga.
Setelah menikmati sorabi, perut kenyang tibalah ngantuk, lalu sambil berjalan kembali, toko-toko sudah banyak yang tutup, jam menunjukkan pukul 22.30, kami parkir di toko yang sudah tutup dekat daerah mesjid, ibuku bersama adik perempuanku di tempat akhwat, aku dan ayahku di tempat ikhwan.
Kami beristirahat sejenak, kukira disini panas, ketika pukul 02.00 pagi udara dinginpun tiba, suara imam untuk membangunkan tahajudpun terdengar, aku melanjutkan tidurku, ayahku mengikuti imam qiyamul lail, setelah pukul 4.00 ayahku baru membangunkan ku untuk sholat tahajud dan witir, lantunan ayat yang dilantunkan merdu dan syahdu, imamnyapun sampai menetaskan air mata, aku bingung kenapa imam menangis, setalah sholat aku bertanya, oh karena memahami arti bacaan sholat, yang sedih dan seram, contohnya ketika kata neraka jahannam, atau banyak nikmat yang Allah berikan.
Setelah tahajud, sampai menjelang waktu shubuh kemudian kami mendengarkan ceramah dari ustadz yang mempunyai pondok pesantren dan pendiri mesjid ini, aku kagum sekali, sampai terus bertanya kepada ayahku.
Banyak jamaah yang dengan hidmat mendengarkan ceramahnya, ohiya disiarkan juga di medsosnya secara live. Setelah itu kami sarapan tidak jauh dari mesjid, udara dingin menusuk tulangku, sambil makan cakue, terus sarapan nasi uduk, bayarnya 18rb 2 porsi, wah murahkan.
Perjalanan berlanjut ke eco pesantren, untuk melihat kuda, bagaimana cara berkuda dan memanah, juga ingin survey tempatnya, jika ada rezky semoga bisa pesantren disini, syukur syukur aku dapat beasiswa, aamiin.
Tempatnya luas sekali, menurutku seperti gambaran taman syurga, pohon yang banyak menjadi kan udara sejuk, bersih dan rapih, ada tanaman hidroponik, tempat berkuda, memanah, kudanya banyak sekali.
Bermimpi ingin pesantren disini semoga Allah pantaskan, dan cukupkan, santri-santriwan disini semuanya ikhwan, untuk akhwat di mesjid darut tauhid dibawah jauh dari eco pesantren, bagus sekali disini, lingkungannya, adabnya, fasilitasnya juga.
Setelah itu kami perjalanan pulang, banyak pelajaran yang bisa ku ambil dari wisata bersama keluarga pekan ini, aku tidak sendiri untuk menghafal al-quran, ketika aku lelah, malas, ayah ibuku berusaha sekuat tenaga mencari jalan keluar, khususnya dengan berjalan2 wisata religi ini, nikmatnya ketika bisa menghafal kita bisa membaca quran tanpa mushaf dimana saja dan kapan saja, seperti yang dilakukan ustadz imam qiyamul lail yabg aku ceritakan diatas. Aku kagum sekali, setelah ini aku akan terus bersemangat, kembali on the track.
Aku bilang kepada ibuku, seru menginap di mesjid karena bisa qiyamul lail, berbeda ketika dihotel, serem mih dihotel kan sepi ga pernah ditempatin, saurnya, ohiya juga yah, di mesjid rame enak bisa dengerin ceramah ustadz juga, banyak hafidznya juga.
MaasyaaAllah semoga usaha kami selaku orangtua untuk mengenalkan lingkungan islami bisa diterima dihati anak-anak, melembutkan hati anak-anak inilah cara kami, menjadikan pribadi yang shalih shalihah.
Dan inilah dokumentasi kami selama disana.
Baiknya boleh diambil, jika tidak satu frekuensi boleh juga tidak diikuti skip aja, ini hanya tentang life style keluarga kami