Hai sudah lama tidak mampir sekedar menyapa dan menorehkan ceritaku.
Lembaran hari yang penuh memory akan terus berjalan dan tersimpan, namun ada kalanya akan terhapus karena memory buatan manusia terbatas, beda halnya dengan memory buatan Allah, walau termakan usia, kenangan manis akan selalu terkenang.
Seperti bekal masakan ibuku, yang setiap hari, dari mulai ayam saja belum terbangun, namun ibuku sudah mulai bekerja, ranah domestik, menyalakan kompor untuk memasak. Rasa kantuknya dilawan karena tau kewajibannya, dulu mungkin masa mudanya hanya tau disiapkan sarapan, namun ternyata setelah menjadi ibu, dia mulai merasa, bahwa ibu itu mempunyai sejuta asa, beribu doa dan kekuatan.
Bekalku adalah doa untukku, karena setiap memulai memasak ibuku pasti berdoa terlebih dahulu, berharap di setiap masakannya ada doa dan kasih sayangnya.
Terimakasih karena sudah menjadi ibu yang mau membuatkan bekal untukku, aku tidak iri dengan temanku yang mengikuti catering di sekolah, aku bangga karena ibuku yang memasak. Sehat selalu ibuku.
0 komentar:
Posting Komentar